24 Mei 2020 - 8:25 PM
Pelaksanaan salat idulfitri tak seperti biasanya. Meski beberapa daerah menyelenggarakan salat id di lapangan atau masjid seperti biasa, tak sedikit pula warga yang memilih melaksanakan salat id di rumah masing-masing bersama keluarga.
Kendati demikian, Kiai Miftah menilai pelaksanaan salat id dimanapun kemarin, tak akan mengurangi kekhidmatan ibadah.
“Semuanya pasti niatnya baik mudah-mudahan diterima Allah. InsyaAllah atas semua yang kita lakukan dengan penuh keikhlasan, semoga kita bisa mengambil hikmah dari apa yang kita alami,” ujar Kiai Miftah saat on air di Radio PRFM 107,5 News Channel, Minggu (24/5/2020).
Salah satu hikmah yang bisa diambil adalah para kepala rumah tangga yang sebelumnya tak pernah menjadi imam salat kini harus bisa menjadi imam salat. Selain itu, mereka yang biasanya tak pandai berkhutbah, kini bisa berkhutbah.
Selain itu, hikmah lainnya, sambung Kiai Miftah, karena selama ramadan banyak pelaksanaan tarawih di rumah dan juga adanya salat id di rumah menjadikan rumah menjadi lebih hangat karena banyaknya lantunan ayat suci Al-Quran yang dibacakan.
“Menurut sabda Nabi, rumah itu akan semakin berkah kalau di rumah itu banyak dilakukan ibadah,” ungkapnya.
pentingnya penguatan nalar keagamaan yang rasional dan holistik. Musibah kemanusian merupakan takdir Allah yang tidak lepas dari hukum kausalitas yang harus di analisis dengan seksama.
Untuk itu, kita harus bijak dalam menyikapi ini dengan menunjukkan sikap rasional. Artinya, menaati prosedur kesehatan yang sudah ditetapkan ahli kesehatan dan harus dibarengi dengan kesungguhan berdoa kepada Allah SWT.
"Ketiga, pentingnya penguatan kesadaran kemanusiaan karena wabah Covid-19 ujian ketangguhan keimanan sekaligus sensitivitas kemanusiaan," ujar Abdi.
Dari dua sisi ini, berpuasa di tengah pandemi menguji apa kita sudah benar-benar beriman dan memiliki kepedulian kepada sesama. Dalam konteks ujian seperti ini, beragama di masa pandemi tidak bisa dilakukan secara egois.
"Misalnya, tetap bersikeras pergi ke masjid tanpa menghiraukan anjuran pemerintah dan seruan fatwa dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus,"
Ia berpesan, hakikat iman yang benar adalah saat orang lain merasa aman dan nyaman atas kehadiran kita, sekaligus makna padunya agama dan kemanusiaan. Karenanya, Abdi menekankan, beragama seyogyanya tidak mencelakakan orang lain.
"Tidak pula membuat orang lain merasa terancam karena agama diturunkan untuk membaawa rahmat bagi siapa saja di jagat raya, rahmatan lil alamin,"
sumber :https://www.dara.co.id/hikmah-ramadan-saat-pandemi-covid-19-kh-miftah-faridl-harus-kita-syukuri.html
sumber :https://republika.co.id/berita/qau2ef485/sejumlah-hikmah-tersembunyi-di-balik-pandemi-covid19
1,562,671 total views, 38 views today
Kota Malang Resik-Resik Menindaklanjuti surat dari Kementerian Kesehatan nomor PV0201/CIII/3143/2024 tanggal 21... Baca selengkapnya
Sekolah Berbudaya Lingkungan merupakan pengelolaan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang... Baca selengkapnya